topbella

Minggu, 24 April 2011

CCIP: Medical Check Up Part 1



Sesuai dengan perintah dari AMINEF, semua candidate CCIP 2011 harus melakukan Medical Check Up di Rumahsakit yang tersedia di kota masing-masing. Hari ini tepatnya jam 8 pagi aku telah berada di RS di daerahku (Ampana) untuk melakukan Medical Check Up. Sayang dokternya terlambat datang padahal jam telah menunjukan pukul 9.10 AM.  dengan perasaan sedikit sabar aku menanyakan pada salah satu perawat yang kebetulan bertugas saat itu. Aku menanyakan jika aku bisa melakukan Medical Check Up di RS tersebut. Perawat tersebut mengatakan bahwa dia kurang yakin dan aku diminta untuk menanyakan hal tersebut ke bagian Laboratory.  Aku lalu menuju Lab untuk memastikan secara langsung jika aku bisa melakukan Medical Check Up hari ini juga. Dan setelah aku memperlihatkan formulir yang dikirimkan AMINEF (Medical Check Up Form), pihak Lab mengatakan bahwa semua pemeriksaan dan semua kebutuhan Medical Check Up yang diminta AMINEF tersedia di RS tersebut. Tapi aku harus kembali pada dokter umum terlebih dahulu sebelum melakukan test.

Dengan perasaan lega (lega karena akhirnya aku tak perlu jauh-jauh ke Palu untuk MCU), aku lalu menuju dokter umum, aku berharap beliau telah berada di ruangannya. Dan alhamdulillah harapanku terkabul. Dokter tersebut telah tiba 5 menit yang lalu. Tanpa menunggu antrian (karena kebetulan pasiennya belum datang) aku langsung menemui dokter tersebut dan menjelaskan bahwa aku mau melakukan MCU. Dokter yang ternyata adalah seorang wanita (around 25 or 26) tersebut menanyakan alasan aku ingin melakukan MCU. Aku kemudian menjelaskan untuk keperluan beasiswa CCIP (I guess she doesnt even care what CCIP is). Ibu dokter tersebut kemudian mengatakan bahwa mereka menyediakan MCU yang lengkap.

Aku kemudian memperlihatkan Form of Medical Check Up yang perlu kulakukan. Tapi dengan seketika, wajah si ibu dokter langsung berubah menjadi sedikit marah melihat formku yang tertulis dengan bahasa inggris.

“ya Ampun! Kenapa ya orang-orang sekarang ini harus pakai bahasa inggris, padahal kita kan punya sendiri, bahasa Indonesia.”

Dengan tersenyum aku kemudian menjelaskan kenapa formulirnya dalam bahasa inggris. Dan aku mencoba meyakinkan ibu dokter tersebut bahwa aku akan membantu mentranslate bahasa inggris tersebut jika beliau tidak mengerti sama sekali.

Tapi mungkin nasib lagi apes kali ye... 

“Oh maaf ya, ternyata Medical Check Up disini gak lengkap, coba ke RS Palu sajs. Disana pasti lengkap.” Ujarnya sambil menyerahkan MCU formku.

“Tapi bu...”

Belum sempat ku menyelesaikan kalimatku, ibu dokter tersebut langsung memperlihatkan ekspresi yang kurang bersahabat.

“Oh iya trimakasih bu” ucapku sedikit kecewa

Dengan perasaan kecut, aku lalu meninggalkan RS tersebut.

“Ya Ampun .. aku harus ke Palu untuk MCU.. padahal jarak Palu dan Ampana cukup jauh... butuh 13 jam untuk sampai ke Palu” ujarku dalam hati


“ tak apalah . . demi beasiswa CCIP dan demi pengalaman di Amerika nanti, serta demi Najo, aku akan melakukan apapun selagi aku sanggup melakukannya.”

Aku lalu kembali ke dormku dan memikirkan saat yang tepat untuk ke Palu nanti.


Well, semoga di Palu nanti hal yang sama tidak akan terulang lagi J


I will fight for everything for going back to the USA, for studying. 



PS
Aku hanya bisa berharap semoga saja kedepannya nanti, pihak RS lainnya tidak akan melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Bahasa bukan merupakan masalah jika kita memang berniat untuk melakukan perbuatan terpuji untuk membantu pasien yang membutuhkan pertolongan.


0 comments:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Nurdahlia
Gorontalo, Gorontalo, Indonesia
I like travelling, reading novels and watching movies.
Lihat profil lengkapku